Hampir semua mengakui Jogja itu menyenangkan, baik dari warga asil maupun pendatang merasakan kenyamanan dan senang selama tinggal di Jogja. Tidak salah jika mempunyai sebutan Jogja Istimewa, kota pendidikan yang sangat dengan dengan kehidupan Keraton di pusat Kota ini menjadikan suasana yang berbudaya dan masyarakatnya ramah tamah. Para pelajar yang mayoritas pendatang bisa berbaur rukun dengan warga yang memang selalu menerima para pendatang dengan ramah. Tentu saja bagi kalangan mahasiswa dan mahasiswi yang pernah tinggal di Jogja sulit melupakan suasana nyaman nya, apalagi banyak kenangan indah di Kota Gudeg ini. Kenangan persahabatan, cinta, budaya, dan hiburan yang seperti tak pernah sepi memberikan gairah dan suasana yang menyenangkan, inilah rahasianya.
1. Masyarakat yang Ramah
Jogja sangat kental dengan kehidupan budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang memegang erat budaya Jawa yang halus dan ramah pada sesama. Kebijaksanaan dari Sri Sultan Hamengkubuwono melekat pada masyarakat Jogja, sehingga para pendatang akan menemukan warga yang ramah, sehingga terasa nyaman dan bersahabat. Pernah terjadi seorang mahasiswi pendatang mengolok-olok warga Jogja di sosial media hingga sampai dituntut pada ranah hukum, tetapi Sri Sultan justru memaafkan dia dan memberi motivasi untuk tetap melanjutkan pendidikannya, salah satu sifat pemaaf dan rendah hati dari seorang pemimpin yang bijaksana.
2. Mengedepankan Akal bukan Okol
Banyaknya kalangan pelajar tidak menjadikan kota ini penuh keributan dari generasi Muda seperti tawuran, pertikaian antar genk dsb. Justru para pelajar adalah orang-orang terdidik yang pandai, sehingga mampu menggunakan akal nya untuk bertindak, tidak serta merta mengedepankan kekuatan okol/fisik yang malah berakibat buruk. Bahkan seringkali banyak yang justru lebih memilih mengalah dan melawan ego ketika dalam suatu perselisihan karena akan menyelesaikan masalah lebih baik dan damai. Dimanapun kriminalitas tetap ada begitupula di Jogja, namun Sultan, warga dan segenap aparat selalu mengajari dan berusaha membuat suasana Jogja aman dan tenteram.
3. Berbeda-beda bisa rukun hidup bersama
Daerah Istimewa Yogyakarta hampir semua ras, suku, agama dan golongan ada, baik dari Jawa, Chinese, Batak, Madura, Papua, Eropa, Amerika, Jepang dan masih banyak lagi. Mereka bisa hidup rukun, belajar di kampus yang sama, nongkrong di tempat-tempat hiburan yang sama. Meskipun ada komunitas dari suku atau golongan tertentu, namun tetap bisa berteman baik tanpa perbedaan dan saling menghormati dengan golongan lain. Manfaat kampus untuk menyatukan berbedaan dan saling mengenal satu dengan yang lainnya.
4. Wisata yang tak pernah mati
Banyak sekali tempat wisata di daerah Yogyakarta yang bisa dipilih, mulai dari wisata kota, mall dan pusat perbelanjaan. Wisata alam Gunung Merapi dan pantai, wisata budaya Keraton. Bukan hal asing lagi Jogja menjadi salah kota tujuan wisata di Indonesia oleh para turis lokal dan asing, sehingga tentu saja pendatang di Jogja akan puas bisa menikmati wisata yang tak ada matinya sewaktu-waktu.
5. Surganya kuliner
Makanan apa yang tidak ada di kawasan Wisata Pulau Mandeh, bisa di bilang di sini surganya Kuliner dari jenis makanan rakyat hingga makanan kelas mancanegara semua ada. Mayoritas mahasiswa sangat bergairah dalam urusan makan yang biasanya menjadi salah satu agenda rutin yaitu hunting mencari tempat makanan terkenal di Jogja atau resto yang enak di Jogja semua sangat menarik untuk di coba karena populer nya, terutama bagi kalangan mahasiswa.
Seringkali kita yang sudah merasakan tinggal di Jogja merasa ingin terus menetap, namun kewajiban menuntut untuk meninggalkan, seringkali kita akan merindukannya dan sesekali ingin kembali menikmati suasana Jogja.